penelitian tindakan kelas. BAB II UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING PADA MATERI KOPERASI MATA PELAJARAN IPS KELAS IV DI MADRASAH IBTIDAIYAH AL-KANAWIAH. KEC. CIKULUR KAB. LEBAK.”

BAB II
KERANGKA TEORITIK,  KERANGKA BERPIKIR, 
DAN  PENGAJUAN HIPOTESIS

A.    Kerangka Teori
1.      Belajar dan Hasil Belajar Siswa  
Belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan.[1] Sesuai dengan pendapat bahwa belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.[2] Hal ini sesuai dengan pendapat bahwa belajar pada intinya adalah proses internalisasi dalam diri individu yang belajar dapat dikenali produk belajarnya yaitu berupa perubahan, baik penguasaan materi, tingkah laku, maupun keterampilan.[3]
William Burton mengemukakan bahwa ”A good learning situation consist of a rich and varied series of learning experiences unified around a vigorous purpose and carried on in interaction with a rich, varied and propocative environment”  Yang berarti bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku indivdu melalui interaksi dengan lingkungan. Di dalam interaksi inilah terjadi serangkaian pengalaman – pengalaman belajar.
Menurut Winkel belajar adalah semua aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dalam lingkungan,yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengelolaan pemahaman. Menurut Ernest R. Hilgard. belajar merupakan proses perbuatan yang dilakukan dengan sengaja, yang kemudian    menimbulkan perubahan, yang keadaannya berbeda dariperubahan yang ditimbulkan oleh lainnya. Sifat perubahannya relatif permanen, tidak akan kembali kepada keadaan semula. Tidak bisa diterapkan pada perubahan akibat situasi sesaat, seperti perubahan akibat kelelahan, sakit, mabuk, dan sebagainya[4]
Belajar merupakan sejenis perubahan yang diperlihatkan dalam perubahan tingkah laku, yang keadaaannya berbeda sebelum individu berada dalam situasi belajar dan sesudah melakukan tindakan yang serupa itu.[5] Perubahan terjadi akibat adanya suatu pengalaman atau latihan. Berbeda dengan perubahan serta-merta akibat refleks atau perilaku yang bersifat naluriah. Mendefinisikan belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksinya dengan lingkungan.[6]
Empat prinsip belajar yaitu :

a.       Belajar senantiasa harus bertujuan, terarah, dan jelas bagi siswa, karena tujuan akan menuntut dalam belajar,
b.      Jenis belajar yang paling utama adalah untuk berpikir kritis,
c.       Belajar memerlukan pemahaman atas hal – hal yang dipelajari sehingga memperoleh pengertian – pengertian,
d.      Belajar harus disertai keinginan dan kemauan yang kuat untuk mencapai tujuan dan hasil.[7]

Dari prinsip – prinsip tersebut memberikan penjelasan dalam memaknai belajar dan dapat mengetahui apa saja yang perlu diperhatikan dalam mendukung proses pembelajaran, sehingga pengertian dan pemaha man mengenai makna belajar menjadi lebih jelas dan terarah.
Dari pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa di dalam belajar ada suatu perubahan tingkah laku dalam diri seseorang berupa pengetahuan, pemahaman, maupun sikap yang diperoleh melalui proses belajar.Perubahan tingkah laku yang diperoleh merupakan hasil interaksi dengan lingkungan. Interaksi tersebut salah satunya adalah proses pembelajaran yang diperoleh di sekolah. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa dengan belajar seseorang dapat memperoleh sesuatu yang baru baik itu pengetahuan, keterampilan maupun sikap.
2.      Hasil Belajar
Hakikat hasil belajar adalah perubahan tingkah laku individu yang mencakup aspek kognitif,afektif, dan psikomotorik.[8] Hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama yakni faktor dari dalam diri siswaitu dan faktor yang datang dari luar diri siswa atau faktor lingkungan.[9] Faktor yang datang dari diri siswa terutama kemampuan yang dimilikinya. Faktor kemampuan siswa besar sekali pengaruhnya terhadap hasil belajar yang dicapai. Disamping faktor kemampuan yang dimiliki siswa, juga ada faktor lain, seperti motivasi belajar, minat dan perhatian, sikap dan kebiasaan belajar, ketekunan, sosial ekonomi, factor fisik dan psikis.
Dalam sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendiikan, baik tujuan kurikuler maupun tujuan instruksional, menggunakan hasil belajar dari Bloom yang secara garis besar membaginya dalam tiga ranah yaitu ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotor.[10]
a.       Ranah kognitif
Ranah kognitif adalah perubahan perilaku yang terjadi dalam kawasan kognisi. Proses belajar yang melibatkan kawasan kognisi meliputi kegiatan sejak dari penerimaan stimulus, penyimpanan dan pengolahan dalam otak menjadi informasi hingga pemanggilan kembali informasi ketika diperlukan untuk menyelesaikan masalah. Menurut Bloom secara hirarki tingkat hasil belajar kognitif mulai dari yang paling rendah dan sederhana yaitu hafalan sampai yang paling tinggi dan kompleks yaitu evaluasi. Enam tingkatan itu adalah: pengetahuan (C1), pemahaman (C2), penerapan (C3), analisis (C4), sintesis (C5) dan evaluasi (C6).
1)      Pengetahuan (knowledge)
yaitu kemampuan seseorang untuk mengingat kembali tentang nama, istilah, ide, gejala, rumus- rumus dan lain sebagainya, tanpa mengharapkan kemampuan untuk menggunakannya.
2)      Pemahaman (comprehension)
yakni kemampuan seseorang untuk memahami sesuatu setelah sesuatu itu diketahui dan diingat melalui penjelasan dari kata- katanya sendiri.
3)      Penerapan (application)
yaitu kesanggupan seseorang untuk menggunakan ide- ide umum, tata cara atau metode- metode, prinsip- prinsip, rumus-rumus, teori- teori, dan lain sebagainya dalam situasi yang baru dan kongkret.
4)      Analisis (analysis)
yakni kemampuan seseorang untuk menguraikan suatu bahan atau keadaan menurut bagian- bagian yang lebih kecil dan mampu memahami hubungan diantara bagian- bagian tersebut.
5)      Sintesis (synthesis)
Adalah kemampuan berfikir memadukan bagian- bagian atau unsur- unsur secara logis, sehingga menjadi suatu pola yang baru dan terstruktur.
6)      Evaluasi (evaluation)
yang merupakan jenjang berfikir paling tinggi dalam ranah kognitif menurut Taksonomi Bloom. Penelitian disini adalah kemampuan seseorang untuk membuat pertimbangan terhadap suatu situasi, nilai atau ide, atas beberapa pilihan kemudian menentukan pilihan nilai atau ide yang tepat sesuai kriteria yang ada.
b.      Ranah Afektif
lima tingkat dalam ranah afektif, yaitu penerimaan (merespon rangsangan), partisipasi, penilaian (menentukan pilihan sebuah nilai dari rangsangan), organisasi (menghubungkan nilai – nilai yang dipelajari), dan internalisasi (menjadikan nilai – nilai sebagai pedoman hidup).[11] Hasil belajar disusun secara hirarkis mulai dari tingkat yang paling rendah hingga yang paling tinggi. Jadi ranah afektif adalah yang berhubungan dengan nilai – nilai yang kemudian dihubungkan dengan sikap dan perilaku.
c.       Ranah Psikomotorik
Beberapa ahli mengklasifikasikan dan menyusun hirarki dari hasi belajar psikomotorik. Hasil belajar disusun berdasarkan urutan mulai dari yang paling rendah dan sederhana sampai yang paling tinggi hanya dapat dicapai apabila siswa telah menguasai hasil belajar yang lebih rendah. Enam Hasil belajar psikomotorik yaitu, persepsi (membedakan gejala), kesiapan (menempatkan diri untuk memulai suatu gerakan), gerakan terbimbing (meniru model yang dicontohkan), gerakan terbiasa (melakukan gerakan tanpa model hingga mencpai kebiasaan), gerakan kompleks (melakukan serang serangkaian gerakan secara berurutan), dan kreativitas (menciptakan gerakan dan kombinasi gerakan baru yang orisinil atau asli).[12]
Ketiga ranah di atas menjadi obyek penilaian hasil belajar. Kemudian dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah peubahan perilaku yang terjadi setelah mengikuti proses belajar mengajar sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Manusia memiliki potensi perilaku kejiwaan yang dapat dididik dan diubah perilakunya yang meliputi aspek kognitif, afektif,dan psikomotorik
Berdasarkan uraian diatas hasil belajar merupakan perubahan tingkah laku individu yang mencakup tiga aspek yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik. Hasil belajar juga merupakan suatu perubahan tingkah lakudari belum bisa menjadi bisa dan dari yang belum tahu menjadi tahu. Hasil belajar pada penelitian inimenitikberatkan pada hasil belajar yang berupa kognitif. Hasil belajar kognitif dapat diukur melalui tes dan dapat dilihat dari nilai yang diperoleh.
Dalam penelitian ini hasil belajar dikhususkan pada tingkat pengetahuan (C1) sampai tingkat analisis (C4). Hasil belajar kognitif berkaitan dengan penguasaan materi yang telah diajarkan oleh guru selama proses pembelajaran yang diukur melaluites hasil belajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing. Dalam penelitian ini, hasil belajar IPS yang dimaksud adalah nilai yang diperoleh siswa setelah melakukan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing. Nilai tersebut berupa angka yang menyangkut ranah kognitif C1 sampai C4.
3.      Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Berhasil atau tidaknya seseorang dalam belajar disebabkan beberapa factor yang mempengaruhi pencapaian hasil belajar. yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Factor internal meliputi kesehatan, intelegensi dan bakat, minat dan motivasi, dan cara belajar. Sedangkan factor eksternal meliputi keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan sekitar.[13]
a.    Faktor internal, yaitu faktor yang berasal dari dalam diri, meliputi :
1.      Kesehatan
Kesehatan jasmani dan rohani sangat besar pengaruhnya terhadap kemampuan belajar. Bila seseorang tidak sehat dapat mengakibatkan tidak bergairah untuk belajar. Demikian pula jika kesehatan rohani kurang baik dapat menganggu atau mengurangi semangat belajar. Dengan semangat belajar yang rendah tentu akan menyebabkan hasil belajar yang rendah pula.
2.      Intelegensi dan bakat
Kedua aspek kejiwaan ini besar sekali pengaruhnya terhadap kemampuan belajar. Seseorang yang memiliki intelegensi baik (IQ-nya tinggi) umumnya mudah belajar dan hasilnya cenderung baik. Sebaliknya orang yang intelegensinya rendah, cenderung mengalami kesulitan dalam belajar, lambat berpikir, sehingga hasil belajarnya pun rendah. Orang yang memiliki bakat akan lebih mudah dan cepat pandai bila dibandingkan dengan orang yang tidak memiliki bakat. Bila seseorang mempunyai intelegensi tinggi dan bakat dalam bidang yang dipelajari, maka proses belajarnya akan lancar dan sukses.
3.      Minat dan motivasi
Minat dan motivasi adalah dua aspek psikis yang besar pengaruhnya terhadap pencapaian hasil belajar. Minat belajar ynag besar cenderung memperoleh hasil belajar yang tinggi, sebaliknya minat belajar kurang akan memperoleh hasil belajar yang rendah. Seseorang yang belajar dengan motivasi yang kuat, akan melaksanakan semua kegiatan belajarnya dengan sungguh – sungguh,penuh gairah atau semangat. Kuat lemahnya motivasi belajar seseorang turut mempengaruhi hasil belajar. Minat dn motivasi belajar ini dapat juga dipengaruhi oleh cara guru dalam menyampaikan materi pembelajaran. Guru yang menyampaikan materi degan metode dan cara yang inovatif akan mempengaruhi juga minatdan motivasi siswanya.
4.      Cara belajar
Cara belajar seseorang juga mempengaruhi pencapaianhasil belajar. Belajar tanpa memperhatikan teknik dan fakor fisiologis, psikologis, dan ilmu kesehatan akan memperoleh hasil yang kurang memuaskan. Cara belajar antar anak berbeda – beda. Ada anak yang dapat dengan cepat menyerap materi pelajaran dengan cara visual atau melihat langsung, audio atau dengan cara mendengarkan dari orang lain dan ada pula anak yang memiliki cara belajar kinestetik yaitu dengan gerak motoriknya misalnya dengan cara berjalan – jalan dan mengalami langsung aktivitas belajarnya.
b.    Faktor eksternal, yaitu faktor yang berasal dari luar diri, meliputi:
1.      Keluarga
Keluarga sangatlah besar pengaruhnya terhadap keberhasilan siswa dalam belajar. Tinggi rendahnya pendidikan orang tua, besar kecilnya penghasilan, cukup atau kurang perhatian dan bimbingan orang tua, kerukunan antar anggota keluarga, hubungan antara anak dengan anggota keluarga yang lain, situasi dan kondisi rumah juga mempengaruhi hasil belajar.
2.      Sekolah
Keadaan sekolah tempat belajar mempengaruhi keberhasilan belajar. Kualitas guru, metode mengajar, kesesuaiankurikulum dengan kemampuan siswa, keadaan fasilitas di sekolah,keadaan ruangan, jumlah siswa perkelas, pelaksanaan tata tertib sekol h, dan sebagainya, semua mempengaruhi hasil belajar siswa. Metode pengajaran guru yang inovatif dapat pula mempengaruhi hasil belajar. Metode mengajar dengan model koopertif misalnya, dengan belajar secara kelompok dapat merangsang siswa untuk mengadakan interaksi dengan temannya yang lain. Teknik belajar dengan teman sebaya pun dapat mengaktifkan keterampilan proses yang dimiliki oleh anak.
3.      Masyarakat
Keadaan masyarakat juga menentukan hasil belajar siswa. Bila di sekitar tempat tinggal siswa keadaan masyarakatnya terdiri dari orang – orang yang berpendidikan, akan mendorong siswa lebih giat lagi dalam belajar. Tetapi jika di sekitar tempat tinggal siswa banyak anak – anak yang nakal, pengangguran, tidak bersekolah maka akan semangat belajar sehingga motivasi dan hasil belajar berkurang.
4.      Lingkungan sekitar
Keadaan lingkungan tempat tinggal, juga sangat mempengaruhi hasil belajar. Bila rumah berada pada daerah padat penduduk dan keadaan lalu lintas yang membisingkan, banyak suara orang yang hiruk pikuk, suara mesin dari pabrik, polusi udara, iklim yang terlalu panas, akan mempengaruhi gairah siswa dalam belajar. Tempat yang sepi dan beriklim sejuk akan menunjang proses belajar siswa.

Berdasarkan uraian di atas metode pengajaran yang terapkan oleh guru untuk menyampaikan materi pembelajaran termasuk ke dalam faktor eksternal yang kemudian secara berkelanjutan akan mempengaruhi faktor internal anak. Faktor eksternal yang dimaksudkan dalam hal ini adalah faktor yang berasal dari sekolah yaitu metode pembelajaran. Metode pembelajaran yanginovatif akan berpengaruh terhadap minat dan motivasi (faktor internal) siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Salah satu model pembelajaran yang inovatif dan menyenangkan untuk siswa adalah model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing. Dengan model pembelajaran melalui tipe ini diharapkan maka minat dan motivasi anak untuk belajar akan lebih meningkat lagi dan kemudian akan berdampak pada hasil belajar siswa.


2.      Kajian Teori  Materi Koperasi
Koperasi di Indonesia adalah kumpulan dari orang – orang yang secara bersama – sama bergotong royong berdasarkan persamaan, bekerja untuk memajukan kepentingan – kepentingan ekonomi mereka dan kepentingan masyarakat. Landasan koperasi Indonesia antara lain :
(a) Pancasila,
(b) Undang – undang Dasar 1945 pasal 33 ayat 1,
(c) setia kawan dan kesadaran berpribadi,
(d) Undang – Undang Pokok Perkoperasian No. 12 tahun1967[14]

sedangkan International Cooperative Alliance (ICA)dalam buku The Cooperative Principles, karangan P.E. Weeraman memberikan definisi: Koperasi adalah kumpulan orang-orang atau badan hukum yang bertujuan untuk perbaikan sosial ekonomi anggotanya melalui memenuhi kebutuhan anggotanya dengan jalan berusaha bersama saling membantu antara satu dengan yang lainnya dengan cara membatasi keuntungan, usaha tersebut harus didasarkan atas prinsip-prinsip koperasi.[15]
Sedangkan menurut Bapak Koperasi Indonenesia , Dr.Mohammad Hatta memberikan definisi: “Koperasi adalah bangun organisasi sebagai badan usaha bersama berdasarkan asas kekeluargaan”.
Dari ketiga definisi di atas, maka dapat ditarik kesimpulan yaitu koperasi adalah kegiatan ekonomi bersama dari para anggotanya, berasaskan kekeluargaan, kerakyatan, demi keuntungan bersama, dan tidak mengutamakan keuntungan ekonomi semata-mata, melainkan juga memperhatikan keuntungan social.
Namun dalam pembelajaran IPS, materi koperasi mencakup tentang:
1.      Sendi – sendi koperasi yang di dalamnya terdapat pengertian, tujuan, prinsip dan hak dan kewajiban anggota koperasi.
2.      Organisasi koperasi, yang didalamnya menjelaskan tentang tugas dan hak dari pengurus, pengawas dan rapat anggota koperasi.
3.      Lambang koperasi.
4.      Modal dan usaha koperasi, menjelaskan tentang modal koperasi dan usaha koperasi.
5.      Jenis – jenis koperasi.
6.      Peran koperasi dalam meningkatkan kesejahteraan anggotanya.
Secara lebih terperinci dapat dijelasakan sebagai berikut :

1.      Sendi – sendi koperasi
a.       Pengertian koperasi
Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas asas kekeluargaan.
b.      Tujuan koperasi
Tujuan dari koperasi yaitu memajukan kesejahteraan anggota, memajukan kesejahteraan masyarakat, dan membangun tatanan ekonomi nasional.
c.       Prinsip koperasi
Koperasi yang merupakan kegiatan dalam bidang ekonomi, mempunyai pinsip sebagai berikut.
a.       Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka.
b.      Pengelolaan dilakukan secara demokratis.
c.       Pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU) dilakukan secara adil sebanding dengan besarnya jasa usaha masing-masing anggota.
d.      Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal.
e.       Kemandirian, pendidikan, dan kerja sama antara koperasi.
f.       Hak dan kewajiban anggota koperasi
a.       Hak anggota
Adapun hak seorang anggota adalah sebagai berikut.
1.      Menghadiri, berpendapat, dan memberikan suara dalam rapat anggota.
2.      Memilih atau dipilih menjadi pengurus atau pengawas.
3.      Memberikan pendapat atau saran kepada pengurus dan pengawas di luar rapat anggota.
4.      Memanfaatkan koperasi dan mendapat pelayanan yang sama antar sesame anggota. Mendapat keterangan mengenai perkembangan koperasi menurut ketentuan dalam anggaran dasar.
b.      Kewajiban anggota
Kewajiban seorang anggota adalah sebagai berikut.
a.    Memenuhi anggaran dasar dan anggaran rumah tangga serta keputusan yang telah disepakati.
b.    Berpartisipasi dalam kegiatan usaha yang diselenggarakan.
c.    Mengembangkan dan memelihara kebersamaan atas asas kekeluargaan.
2.      Organisasi koperasi
a.    Menjelaskan tentang hak dan wewenang dari pengurus koperasi, pengawas koperasi dan rapat anggota.
b.    Lambang koperasi
Menjelaskan tentang lambang yang terdapat pada gambar logo koperasi. Tiap gambar mewakili suatu sikap atau perbuatan. Yang hendaknya diteladani oleh rakyat Indonesia.
c.       Modal dan usaha koperasi
Menjelaskan modal koperasi berasal darimana dan usaha usaha apa saja yang dapat dilakukan untuk mengembangkan koperasi.
d.      Jenis – jenis koperasi
a.        Berdasarkan tingkatannya
1.       Primer koperasi, yaitu koperasi yang memiliki anggota sekurang – kurangnya 20 orang
2.       Pusat koperasi, yaitu koperasi yang memiliki anggota sekurang – kurangnya 5 primer koperasi
3.       Gabungan koperasi, yaitu koperasi yang memiliki anggota sekurang – kurangnya 3 pusat koperasi
4.       Induk koperasi, yaitu koperasi yang memiliki anggota sekurang – kurangnya 3 gabungan koperasi.
b.       Berdasarkan lapangan usahanya
1.       Koperasi konsumsi, yaitu koperasi yang tujuannya mengusahakan pemenuhan barang – barang kebutuhan yang diperlukanpara anggotanya
2.       Koperasi produksi, yaitu sejenis koperasi yang menghasilkan produksi untuk disalurkan baik kepada para anggotanya maupun untuk pasar
3.       Koperasi kredit atau koperasi yang mendorong simpan pinjam, yaitu koperasi yang mendorong para anggota suka menyimpan uangnya dalam koperasi agar tersedia uang bagi anggota lain yang membutuhkan kredit.
c.        Berdasarkan lingkungannya
1.       Koperasi fungsional, yaitu koperasi yang anggotanya terdiri dari para pegawai negeri, baik sipil maupun ABRI.
2.       Koperasi unit desa (KUD), yaitu koperasi yang meliputi unit desa yang bersangkutan
3.       Koperasi sekolah, yaitu koperasi yang anggotanya adalah siswa- siswa[16]
Peran koperasi dalam meningkatkan kesejahteraan anggotanya Menjelaskan peran koperasi dalam mensejahterakan anggotanya, juga dijelaskan kekurangan dan kelebihan koperasi yang ada di Indonesia. Materi pembelajaran diatas dikembangkan dari Standar Kompetensi yang kemudian disusun berdasarkan Kompetensi Dasar dan diperinci pada indikator – indikator.
B.     Hasil Penelitian Yang Relevan
Penelitian ini relevan dengan :
Armeta Septian Widowati (2010) dalam penelitiannya yang berjudul:
Pembelajaran Matematika Melalui Strategi Snowball Throwing Dengan Peta Konsep Dalam Upaya Peningkatan Kreativitas Belajar Siswa (PTK Pada Siswa Kelas VII semester II SMP Negeri 2 Trucuk, Klaten). Hasil penelitian ini membuktikan bahwa penggunaan pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing dapat meningkatkan kreativitas siswa.[17]

C.    Kerangka Berpikir
Pembelajaran adalah suatu kegiatan agar proses belajar seseorang atau sekelompok orang yang berkaitan dengan suatu usaha untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Untuk mencapai tujuan tersebut, di dalam proses pembelajaran terdapat beberapa komponen penting, yakni guru, media belajar, metode belajar, kurikulum/standar kompetensi dan lingkungan belajar, dimana ini akan mempengaruhi cara guru dalam menyampaikan pelajaran yakni dengan menggunakan metode yang cocok. Menciptakan pembelajaran yang menyenangkan merupakan tugas guru untuk memecahkan faktor penghambat tercapainya hasil belajar sebagai pendidik dari faktor eksternal siswa. Metode yang tidak guru dalam menyampaikan pembelajaran akan berpengaruh terhadap minat dan motivasi siswa dalam belajar, apabila minat dan motivasi rendah maka hasil belajar siswa rendah pula. Hal tersebut juga harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan kognitif siswa MI terutama siswa kelas IV yang termasuk dalam tahap operasional konkret, maka diperlukan sebuah model pembelajaran yang memudahkan siswa untuk memahami pembelajaran terutama pembelajaran IPS di sekolah.
Salah satu pembelajaran yang menyenangkan adalah menggunakan model pembelajaran kooperatif salah satunya adalah tipe Snowball Throwing. Model ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling membagikan ide – ide ketika siswa melakukan diskusi dalam kelompok. Ciri khas dari model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing ini adalah melempar kertas yang berisi pertanyaan – pertanyaan kepada kelompok lain, dan pada saat diskusi siswa harus menyatukan pendapat – pendapat mereka untuk dapat menjawab pertanyaan yang mereka dapatkan. Selain itu semua siswa harus menjawab pertanyaan yang mereka dapatkan di depan teman – temannya sehingga cara ini dapat menjamin keterlibatan total semua siswa dan sangat baik untuk dapat bertanggung jawab terhadap tugasnya. Dengan adanya keterlibatan total semua siswa tentunya akan berdampak positif terhadap nilai hasil belajar siswa. Pemahaman siswapun akan meningkat karena siswa terlibat langsung dalam kegiatan pembelajaran. Selain itu dengan model pembelajaran kooperatif tipe ini menuntut siswa matidak mau untuk berani mengemukakan pertanyaan yang ia dapatkan lalu berani untuk menjawabnya. Model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing dapat mengajarkan pada siswa bagaimana belajar dengan temannya yang lain, bagaimana siswa saling memberikan pengetahuan yang dimilikinya terhadap temannya yang lain dalam satu kelompok kooperatif. Model pembelajaran tipe ini juga dapat meningkatkan kepercayaan diri siswa karena model pembelajaran ini menuntut siswa untuk dapat memberi tanggapan dari pertanyaan yang dilemparkan oleh temannya yang lain. Dengan cara demikian diharapkan dapat meningkatkan motivasi siswa sehingga hasil belajar dan kepercayaan diri siswa untuk bertanya juga akan meningkat.
D.    Hipotesis Tindakan
Dari teori – teori yang dikemukakan di atas, maka sebelum dilakukan pengambilan data, dalam penelitian dirumuskan terlebih dahulu hipotesis tindakan sebagai dugaan awal peneliti yaitu : “pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing dapat meningkatkan hasil belajar IPS materi koperasi pada siswa kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Al–Kanawiah Kec. Cikulur Kab. Lebak.






[1] Oemar Hamalik. Proses belajar mengajar. (Jakarta : Bumi Aksara  2001) h. 27
[2] Slameto. Belajar dan factor factor yang mempengaruhinya. (Jakarta : PT Rineka Cipta 2003) h. 54
[3]  Suparwoto Psikologi perkembangan. Semarang  : (UNNES  2004) h. 41
[4] Purwanto. Evaluasi Hasil Belajar. (Surakarta: Pustaka Pelajar 2008)h.23
[5] Mulyani Sumantri & Johar  PermanaStrategi Belajar Mengajar. (Jakarta : Depdiknas . 1999).h. 76
[6] Nana Sudjana Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. (Bandung : Rosdakarya. 2005) h.43
[7] Oemar Hamalik Metode dan Kesulitan Belajar. (Jakarta : Bumi Aksara . 1993) h.21
[8] Nana Sudjana Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. (Bandung :Rosdakarya .2005) h.38
[9] Ibid Hlm 38.
[10] Purwanto Evaluasi Hasil Belajar. (Surakarta: Pustaka Pelajar . 2008) h.10

[11] Purwanto Evaluasi Hasil Belajar. (Surakarta: Pustaka Pelajar. 2008) h 51.
[12] Purwanto. Evaluasi Hasil Belajar. (Surakarta: Pustaka Pelajar 2008) h.57
[13] M. Dalyono: Psikologi Pendidikan. (Jakarta : Rineka Cipta . 2009).h. 55

[14] Djojo Surodisastro, dkk Pendidikan IPS (Jilid 3. Jakarta : Dirjen Dikti. 1992).h. 72
[15] P.E. Weeraman. The Cooperative Principles (1994). h.17
[16] Djojo Surodisastro, dkk Pendidikan IPS Jilid 3. (Jakarta : Dirjen Dikti. 1992).h.107
[17] Armeta Septian. Snowball Throwing. Diunduh dari Widowati (2010http://akmaldebayor.blogspot.com/2010/05/snowball-throwing_08.html. Diakses pada tanggal 10 April 2014.)

penelitian tindakan kelas. BAB II UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING PADA MATERI KOPERASI MATA PELAJARAN IPS KELAS IV DI MADRASAH IBTIDAIYAH AL-KANAWIAH. KEC. CIKULUR KAB. LEBAK.” penelitian tindakan kelas. BAB II UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING PADA MATERI KOPERASI  MATA PELAJARAN IPS  KELAS  IV DI MADRASAH IBTIDAIYAH AL-KANAWIAH. KEC. CIKULUR KAB. LEBAK.” Reviewed by Unknown on 19.32 Rating: 5

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.